PSSI terkena sanksi FIFA , sayap persipura ini kesulitan ekonomi

TEMPO.CO , Jayapura: Terkait sanksi Federation of International Football Association (FIFA) terhadap persepakbolaan Indonesia, yang membuat tim Persipura Jayapura tak bisa berlaga di kancah internasional, para pemain Persipura mengaku sangat dirugikan dan kecewa. "Kami sangat dirugikan, sebab kalau memang mau stop, kenapa tidak sejak awal," kata salah satu pemain sayap Persipura Jayapura, Ruben Karel Sanadi, Senin, 1 Juni 2015.

Ruben yang namanya sempat masuk dalam daftar tim nasional senior Indonesia untuk Pra Piala Dunia ini mengaku masih menunggu keputusan manajemen Persipura terkait adanya sanksi dari FIFA terhadap PSSI. "Kami dari Persipura masih menunggu keputusan, apa keputusan selanjutnya dari manajemen. Apalagi kami yang tak punya pekerjaan. Tapi kami tak kuatir, sebab manajemen sudah punya komitmen untuk perhatikan kami," kata Ruben.

Ruben yang kini memiliki seorang anak berusia enam bulan ini mengaku masih menggantungkan ekonomi keluarganya dari sepak bola. "Anak saya masih kecil dan istri masih kerja sebagai honorer. Saya pun masih menanggung biaya kaluarga di Manokwari, termasuk adik-adik saya. Sebab orang tua saya hanya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang penghasilannya tak seberapa," kata Ruben.

Menurut Ruben, sambil menunggu kompetisi sepak bola bergulir kembali, selain masih berlatih rutin sebagai pemain Persipura, tapi juga dirinya mengaku sibuk mengurus persyaratan pelamaran masuk kerja, misalnya untuk menjadi PNS di pemerintah Kota Jayapura. "Sebab di Persipura, tak semua pemain sudah PNS. Kalau sudah PNS sepertinya masih agak mendingan, tapi bagaimana dengan teman-teman yang belum ada kerja seperti saya ini," kata Ruben.

Ruben mengaku tak akan berputus asa terkait permasalahan yang kini mereka rasakan ini. "Intinya saya tetap berusaha, sebab masih ada Tuhan. Jadi saya tunggu saja apa hasil dari pembekuan PSSI yang berakhir dengan sanksi dari FIFA. Saya berharap pemerintah perbaiki posisi PSSI ke FIFA. Pemerintah secepatnya ambil tindakan atau langkah. Khususnya ke Menpora dan PSSI, harus bersatu agar menyelesaikan masalah ini, agar kami kembali masuk FIFA," katanya

Seharusnya, kata Ruben, jika pemerintah ingin membersihkan orang-orang yang dianggap tak beres di PSSI, seharusnya lembaga PSSI tak dibekukan. "Pemerintah keluarkan saja orang di PSSI yang dianggap bermasalah, tanpa mengorbankan lembaga PSSI sehingga liga tetap jalan. Kenapa kita tak seperti FIFA, ada orangnya korupsi atau bermasalah, tapi lembaga FIFA tetap jalan. Ini harus bisa jadi contoh," kata pemain kelahiran Biak Numfor, 8 Januari 1987 yang menikahi pelari gawang DKI Jakarta, Natasha Sarah Rohman, pada 6 September 2014 lalu.

Pemain Persipura Jayapura tetap berlatih dengan gaji yang dibayarkan penuh seperti biasa. Hal ini ditegaskan Ketua Umum Persipura Jayapura, Benhur Tommy Mano. "Saya telah sampaikan kepada para pemain untuk tetap berlatih dan tak terganggu dengan sanksi dari FIFA terhadap PSSI. Apalagi sponsor Persipura juga tetap memberikan dukungan. Jadi sampai sekarang pemain masih dibayar gaji penuh,” katanya kepada wartawan, Senin, 1 Juni 2015.

Benhur juga mengaku tim Persipura tetap main di Indonesia dan pihaknya ingin masalah antara Menpora dan PSSI diselesaikan secara bijak. "Sebab FIFA tak memberikan deadline waktu terhadap sanksi ke PSSI. Kami di Persipura menyerahkan sepenuhnya kepada PSSI dan Menpora untuk duduk bersama dapat membicarakan hal ini,” jelasnya. 

CUNDING LEVI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biodata Oscar Dos Santos Emboaba Junior